Puasa Sebagai Identitas Keimanan

Oleh:Hasbullah, M.Pd.I
Dosen Al Islam Kemuhammadiyah Fakultas Kesehatan UMPRI

Bagaimana Allah SWT dalam permualaan Qs. Al Baqarah 183, menyerukan dan mengajak untuk puasa ini kepada orang yang beriman. Karena dengan keimanan itu mereka menyadari bahwa puasa adalah kewajiban yang ha,rus dijalankan dengan sepenuh hati (ikhlas). Dari keikhlasan itu akan menghadirkan prilaku puasa yang mengharapkan ridha Allah SWT, bukan untuk riya, mengikuti kebiasaan, menggurukan kewajiban dan ingin dipuji. Puasa yang didasarkan atas keimanan maka puasa akan menyajikan  tenang, lapang dada dan bahagia. Akan senantiasa bersyukur dan bertafakur atas apa yang dimiliknya, sehingga puasa menekan hawa nafsu untuk melakukan keburukan dan menghadirkan akhlak yang baik.

Dalam ramadhan semua akan diuji baik fisik kita maupun ruhaniah kita, diuji dengan kelaparan, bangun tengah malah, diuji kesabaran karena dengan puasa semua aktifitas harus tetap jalankan. Dengan kita harus mampu pengendalian diri, maka seyogyanya orang yang berpuasa itu mampu mengendalikan dirinya agar mereka mampu berbuat baik pada sesama dan menyebarkan makna  keimanan yang terimplemtasikan prilaku-prilaku yang di perbolehkan dalam agama (bernilai ibadah). Inillah mengapa ramadhan diperuntukkan untuk mereka yang beriman, iman yang dapat menggerakkan jiwa dan raga untuk mengahadirkan Allah SWT dalam menjalankan aktifitas puasa ramadhan yang menjadi penetap atas identitas keimanan.

Seorang yang berpuasa dan bertahan dengan cobaan yang membatalkannya yang padahal dia bisa membatalkannya. Seseorang tahan, menahan lapar dengan berbagai macam cara untuk melupakan kelaparan yang ada, padahal mampu dan bisa menghilangkan lapar. Sesorang menahan kata kotor dan perbuatan kotor pada dia bisa saja berkata kotor tapi dengan puasa dia mampu menahannya. Tidak lain kekuatan yang ada pada diri seseorang itu adalah Iman.

Orang beriman dalam bulan Ramadhan ditempa, dihina, di bentuk dan di didik menjadi pribadi yang baik menjadi insal kamil. Maka Ramadhan akan memperlihatkan indentitas keimanan seseorang dalam kehidupan. Dengan keyakinan kepada Allah SWT yang kuat keburukan atas cobaan puasa dinikmati dengan baik, karena mereka mengetahui bahwa Allah SWT akan senenatiasa menjaga ketiaka puasa tetapa di landasakan pada keimanan yang kuat.

Puasa Ramadhan menjadikan orang beriman lega bahkan menjadi bahagia karenanya semua pahala oleh Allah SWT dilipatgandakan. Ini adalah bukti kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada orang beriman. Puasa menjadi sarana mengokohkan indentitas orang beriman dan mejadikan dorongan agar orang beriman senentiasa bahagia dengan posisi keimananya.

Maka karena keimanan, selama Ramadhan Rasulullah dan para sahabat benar-benar produktif dalam banyak hal yang positif, mulai dari hal ibadah, muamalah sampai pada jihad fisabilillah. Dalam hal ibadah Rasulullah dan para sahabat tidak pernah meninggal sholat malam. Dalam muamalah tidak pernah melupakan untuk bersodaqoh pada siang hari semua dilakukan dengan dasar ingin memaksimalkan Ibadah puasa bulan Ramadhan menajdi peneguh identitas keimanan.

Jika kita menilik sejarah Dalam berbagai peristiwa  jihad fi sabilillah di zaman Rasulullah saw. kita selalu membaca bahwa kemenangan demi kemenangan justru terjadi di saat-saat umat sedang berpuasa di bulan Ramadhan. Sebab dalam ibadah puasa Ramadhan mengikat dengan kekuat keimanan dalam hati yang diimplementasikan dengan perbuatan.

Identitas keimanan seseorang dalam puasa salah satunya bisa terlihat dari kesabarannya, sabar untuk menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa. Dalam kitab Ihya Ulumuddin Imam Ghazali menyebutkan bahwa puasa adalah ibadah yang tidak bisa dipisahkan dengan kesabaran, “Dan karena puasa itu terbasuk sabar dan bahwa puasa itu sebagian sabar, Maka Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi,’Puasa itu bagi-Ku dan Aku akan langsung membalasnya,” (HR. Bukhari).