Hafizt Quran Diduga Jadi “Tumbal” Sistem PPDB di SMAN 1 Metro - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Selasa, 30 Juni 2020

Hafizt Quran Diduga Jadi “Tumbal” Sistem PPDB di SMAN 1 Metro


Metro, Harian Koridor.com-Calon peserta didik baru yang juga seorang Hafizt Quran, diduga menjadi tumbal pendaftaran peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi di SMA Negeri 1 Kota Metro.

Akibatnya, calon peserta didik tingkat SMA sederajat tersebut tidak diterima disekolah setempat meskipun jarak zonasi antara sekolah dan tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 500 meter saja.

Muhammad Pebriansyah (15) warga RT/RW 021/09 Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur ini, tidak diterima di sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Kota Metro dengan alasan zonasi.

Padahal jarak antara tempat tinggalnya dan SMA Negeri 1 Kota Metro hanya sekitar 500 meter saja. Namun anehnya, pada data informasi PPDB disekolah setempat tertera jarak zonasi antara SMA Negeri 1 Kota Metro dan tempat tinggal Muhammad Pebriansyah radiusnya sekitar 1135 meter.

“Saya berharap bisa sekolah di SMAN 1 karena jaraknya dekat, bisa jalan kaki dan tidak butuh kendaraan. Klo saya sekolah ditempat lain yang lokasinya jauh, saya tidak punya kendaraan sepeda apalagi motor. Makanya bingung bagaimana nanti saya sekolah kalau jauh,” kata dia dengan wajah haru, Selasa (30/06/2020)

Diakui dia, kondisi perekonomian keluarganya serba kekurangan. Jangankan untuk membeli sepeda, untuk makan sehari-hari pun terkadang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan.

“Ada sepeda tapi di pakai bapak kerja. Bapak kerjanya hanya buruh, kadang kerjanya juga jauh,” ujarnya.

Saat masih sekolah tingkat SD dan SMP, dia mengungkapkan, banyak prestasi yang diraih. Bahkan Muhammad Pebriansyah pernah membawa nama baik Kota Metro dan menjadi juara dalam perlombaan ditingkatkan Provinsi Lampung.

“Waktu daftar di SMA Negeri 1 kemarin lewat zonasi, karena rumah dekat dengan sekolah dan masuk dalam kategori zonasi. Tapi malah tidak diterima. Kalau tahu begitu, daftar lewat jalur prestasi saja,” keluhnya.

Jaidi Hartono (60), ayah dari Muhammad Pebriansyah juga mengatakan hal yang sama. Dirinya mengaku bingung lantaran anaknya tidak diterima di sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya.

“Saya juga bingung, daftar disekolah yang paling dekat kok malah tidak keterima. Malah sekolah yang jauh diterima. Kasian kalau berangkat atau pulang sekolahnya jalan, karena tidak ada kendaraan. Kalau sekolah di SMA Negeri 1 kan bisa jalan kaki saja,” katanya.

Selain bingung, Jaidi juga merasa aneh pada PPDB sistem zonasi di SMA Negeri 1 Kota Metro. Pasalnya, anak tetangga yang tempat tinggalnya lebih jauh dari sekolah setempat justru diterima dan bisa bersekolah di SMA Negeri 1 Kota Metro.

“Anehnya, anak tetangga sebelah yang rumahnya lebih jauh dari zonasi SMA Negeri 1 malah keterima,” ucapnya.

Dia menjelaskan, selama membiayai sekolah Muhammad Pebriansyah. Terkadang dirinya harus bekerja ekstra.

“Saya ini kerjanya buruh bangunan. Kadang kerja kadang nganggur. Jadi kalau pas nganggur itu ya bingung, belum biaya sehari-hari. Belum lagi biaya sekolah. Tapi alhamdulilah syukuri saja,” imbuhnya.

Dia berharap, pihak SMA Negeri 1 Kota Metro memberikan kebijakan agar anaknya bisa mengenyam pendidikan disekolah setempat.

“Kalau bisa sekolah disitu kan agak tenang mikirnya. Gk jauh dan gk butuh kendaraan, jalan kaki saja sampai,” harapnya.

Saat akan dikonfirmasi, baik panitia PPDB ataupun Kepala SMA Negeri 1 Kota Metro tidak dapat ditemukan lantaran sedang tidak berada ditempat.

Sementara, Waka Humas SMA Negeri 1 Kota Metro, Tri Indriani Herawati juga belum bisa dikonfirmasi.

“Panitia PPDB dan kepala sekolah tidak ada mas. Karenakan sekarang belajar dirumah, jadi tidak disekolah,” kata penjaga keamanan SMA Negeri 1 Kota Metro,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages