Unila Akan Beri Gelar Doktor Kehormatan untuk Herman HN dan Margaret Kartomi, Etnomusikolog Australia - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Senin, 08 Februari 2021

Unila Akan Beri Gelar Doktor Kehormatan untuk Herman HN dan Margaret Kartomi, Etnomusikolog Australia


Bandar Lampung, Harian Koridor.com-Kabar baik dari Bumi Ruwa Jurai. Sivitas akademika Universitas Lampung atau Unila akan menganugerahkan gelar akademik Doktor Kehormatan atau Doctor Honoris Causa (Dr. H.C.) kepada dua orang tokoh dari dalam dan luar negeri.


Dari dalam negeri, sivitas telah mengusulkan penganugerahan gelar doktor kehormatan bagi dua periode Walikota Bandarlampung Herman Hasanusi atau dikenal Herman HN. 


Dan dari luar negeri, sivitas mengusulkan penobatan gelar doktor kehormatan bagi salah satu jala pelestarian budaya Lampung, periset sejarah dan serbaneka riwayat alat musik tradisi adat-istiadat budaya Lampung, Indonesia lainnya, dan Asia, penulis buku "Musical Instrument of Indonesia", Profesor Margareth Joy Kartomi, etnomusikolog asal Monash University, Melbourne, Australia.


Tokoh pertama, sejak mula menjabat periode pertama kepemimpinannya kurun 2010-2015 dikenal irit bicara banyak bekerja, termasuk dalam urusan tunai kewajiban dan mandat rakyat dalam pemajuan pendidikan daerah. 


Hingga jelang akhir kepemimpinan periode keduanya 2016-2021 pada 17 Februari 2021 mendatang, Herman HN dikenal luas pelopor program pendidikan (dan kesehatan) gratis bagi rakyat miskin --belakangan diperluas bagi seluruh rakyat ber-KTP Bandarlampung.


Salah satunya, beasiswa pendidikan gratis selama masa studi sarjana strata satu di tiga perguruan tinggi negeri termasuk Unila, bagi lulusan SMA/SMK Negeri berprestasi asal keluarga miskin warga Bumi Ragom Gawi.


Bukan isapan jempol, untuk testimoni, siapapun dapat mengakses kesaksian bukti indah program sarjana-isasi rakyat miskin ini melalui jejaring paguyuban alumninya.


Lain daripada itu, Herman HN yang seorang anak pedagang kecil di kawasan niaga Pasar Bawah, Tanjungkarang Bandarlampung ini juga diketahui konsisten menggelontorkan anggaran miliaran rupiah dalam APBD Kota tiap tahun, bagi pembangunan infrastruktur pendidikan multijenjang baik negeri/swasta, termasuk lini salafiyah, mulai dari kelompok bermain, prasekolah/Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi.


Rencana penganugerahan gelar doktor kehormatan dari Unila, kampus perguruan tinggi negeri terbesar dan tertua kebanggaan pemerintah dan rakyat Lampung ini, pun bisa  disebut sebagai bagian dari testimoni. Itu.


Dari kampus hijaunya seluas 40 hektar, di kawasan yang pernah tercatat menjadi zona hijau bercurah hujan tertinggi di Kota Tapis Berseri ini, Jl Prof Dr Sumantri Brojonegoro Nomor 1 Gedongmeneng, Bandarlampung, kita bertolak ke Negeri Kanguru, Australia.


Sosok Margaret Joy Kartomi, mengingatkan kita sosok profesor perempuan bukan orang sembarangan, berkat jasa besarnya meneliti Gamolan Lampung sejak ia keliling Lampung kurun 1981 hingga 1983, hingga memantik Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) di masa kepemimpinan Gubernur Lampung saat itu Sjachroedin ZP, menganugerahinya gelar adat _Ratu Berlian Sangun Anggun_, medio 2011 silam.


Emeritus Professor karib disapa Kartomi ini adalah pendiri sekaligus direktur pada _Music Archive of Monash University_ (MAMU), suatu unit organisasi pengampu tata kelola koleksi fisik dan digital dari alat musik, partitur, rekaman lapangan, boneka, dan beragam materi musik, tari, dan teater lainnya yang diperoleh sejak berdirinya Departemen Musik Universitas Monash, tahun 1965.


Sehari-hari, MAMU berkantor di 8 kamar suite lantai 4 Gedung Menzies, kampus Clayton, Monash University, Melbourne.


Membaca ulang reportase LKBN Antara, edisi 19 April 2012, lebih epik lagi. Ternyata, Kartomi didapuk gelar Profesor Gamolan! 


Diwartakan, peneliti Gamolan itu berkunjung ke sejumlah lokasi tujuan di Lampung bareng tim termasuk putrinya, Karen Sri Kartomi Thomas, 19 April-1 Mei 2012. Salah satu agendanya kala itu, menginformasikan rencana penerbitan Artbook "Keindahan Seni Lampung, Dulu dan Sekarang", karyanya, kepada Gubernur Sjachroedin ZP.

        

Usai terbit, buku itu kemudian diketahui dijual untuk umum dan laris saat Pameran Seni Lampung yang berlangsung sekitar dua bulan di Galeri Fo Guang Yuan Melbourne, Australia, serta Seminar Internasional Gamolan Lampung kedua di Universitas Monash, 7-8 September 2012.


Terbaru, Kartomi berkesempatan bicara pada ajang Webinar Internasional Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila, bertema “Perjalanan Penelitian Musik dan Budaya Prof. Margaret J. Kartomi Mulai Tahun 1970 di Indonesia”, yang dihelat dalam rangka Dies Natalis ke-55 Unila dan Tribute to Prof Margaret J Kartomi, secara virtual via Zoom, 10 Agustus 2020.


Tak sendiri, ia bicara bareng Raja Kerajaan Adat Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan XXIII Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong, Kaprodi Pendidikan Musik FKIP Unila Hasyimkan, dan Ari Pahlawi PhD dari Universitas Syah Kuala, Banda Aceh.


Tak menyiakan kesempatan bagus itu, Rektor Unila Prof Dr Karomani mengungkapkan rasa kagum dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi luar biasa dari Prof Margaret Kartomi yang telah setengah abad meneliti musik dan budaya Indonesia.


Sebut Guru Besar Ilmu Komunikasi Unila itu, keragaman budaya Indonesia bisa diketahui dunia salah satunya berkat kontribusi besar Kartomi. Harap Karomani, pascawebinar itu jalinan kerja sama, sinergi dan kolaborasi Unila, Monash University, Kerajaan Skala Brak, Universitas Syah Kuala, makin erat.


Dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengambil manfaat sebanyak-banyaknya. "Kerja sama dan kolaborasi, keniscayaan bagi Unila," garis bawah Karomani, saat itu.


Dalam keterangan pers di Bandarlampung, Jum'at 5 Februari 2021, Rektor Unila melalui Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof Dr Heryandi menerangkan, latar pemberian gelar kehormatan kepada Herman-Kartomi.


Terhadap keduanya, kata Warek I Unila sejak 2 Januari 2020 itu, dinilai telah berjasa bagi pengembangan pendidikan, pengembangan institusi, dan ilmu pengetahuan.


Herman HN selaku Walikota Bandarlampung telah banyak mendukung pengembangan dan kemajuan pendidikan di Lampung, khususnya pengembangan pendidikan di Unila. Sedang Kartomi, berdedikasi meneliti musik dan budaya Indonesia, khususnya budaya Lampung selama 50 tahun, yang dituang dalam tulisan-tulisan terkait budaya dan hukum adat masyarakat Lampung.


Mantan Dekan Fakultas Hukum Unila ini tuntas menjelaskan, penggodokan kedua nama diusulkan dalam forum rapat pleno Senat Unila 29 Januari 2021. Agendanya antara lain membahas pertimbangan atau persetujuan usulan peraturan rektor (pertor) pemberian gelar doktor kehormatan.


“Alhamdulillah usulan peraturan rektor pemberian gelar Doctor Honoris Causa untuk Prof. Margaret J. Kartomi dan Drs. Herman HN, M.M., sudah disetujui,” kata Heryandi.


Dia mengatakan keputusan penganugerahan gelar kehormatan ini sudah melalui tahapan pembentukan tim diketuai Prof John Hendri, pendaftaran, verifikasi berkas hingga rapat penilaian dan evaluasi. “Tinggal nanti pak rektor mengusulkan ke pusat,” tutur Guru Besar Hukum Internasional Unila itu.


”Ini upaya Unila berterima kasih kepada banyak pihak yang mau meninggalkan jasa-jasa baiknya kepada dunia pendidikan kita.”


Adapun, masih kata Heryandi, pemberian gelar Doktor H.C. jadi indikator Unila masuk World Class University (WCU) sebagaimana rekomendasi program yang disampaikan oleh tim pakar WCU beberapa waktu lalu.


Dan, pemberian gelar doktor honoris causa merupakan wewenang universitas bagi pihak yang dianggap sudah memenuhi kriteria ini.


*Gelar Kehormatan*


Mengutip salinan (saat itu masih) Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) 21/2013 tentang Gelar Doktor Kehormatan, Pasal 1 (satu) menjelaskan bahwa gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa) merupakan gelar kehormatan yang diberikan perguruan tinggi dengan program doktor terakreditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan.


Penghargaan diberikan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan.


Pasal 2, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, menyelenggarakan program doktor yang terkait dengan jasa dan/atau karya calon penerima gelar doktor kehormatan.


Kemudian, calon penerima gelar doktor kehormatan berkewarganegaraan asing telah menunjukkan jasa dan/atau karya yang bermanfaat bagi kemajuan, kemakmuran, dan/atau kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.


Tata cara dan syarat pemberian gelar doktor kehormatan diatur masing-masing perguruan tinggi. Adapun gelar doktor kehormatan yang selanjutnya disingkat Dr. (H.C.), ditempatkan di depan nama penerima.


Menteri dapat mencabut gelar doktor kehormatan apabila tidak memenuhi persyaratan seperti diatur dalam Permen.


Wah, bravo Unila! Selamat buat Pak Walikota Herman HN, Profesor Margaret Joy Kartomi!.(rls). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages