Kabupaten Lamteng dan Provinsi Lampung Gelar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Sumatera II - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Rabu, 15 September 2021

Kabupaten Lamteng dan Provinsi Lampung Gelar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Sumatera II



Lamteng, Harian Koridor.com-
Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung, Sabtu(21/8/21). 


Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.


HENY TP (VP-Head of Marketing PT. Indosar Ooredoo), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Heny memaparkan tema “BASIC DIGITAL SKILL FOR EMPLOYMENT: TOOLS AND TIPS”. Dalam pemaparannya, Heny menjelaskan skill industri masa depan, meliputi kemampuan memecahkan masalah, kemampuan melakukan koordinasi, negosiasi, dan persuasi, kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost benefit, serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan. Kemampuan dasar digital, meliputi menyimpan seluruh data di server, mengubah format file, mengoperasikan software microsoft, personal online branding, serta digital learning semua platform digital biasa digunakan untuk menambah ilmu. Kemampuan yang harus dimiliki zaman sekarang, antara lain kolaboratif, inovatif, berjiwa usaha, dan digital minded.


Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh AWAL ALBANA (CEO Ruang Ide Komunikasi). Awan mengangkat tema “MEMAHAMI ATURAN PERLINDUNGAN DATA PRIBADI”. Awan membahas setiap individu harus bertanggung jawab atas keamanan diri dalam dunia digital seperti halnya, memasang antivirus, tidak menyebarkan data-data pribadi yang bersifat rahasia, selektif dalam mengakses informasi yang ada dan sebagainya. Selain melalui upaya dari masing-masing individu, pemerintah dan para ahli juga terus mengupayakan keamanan digital yang dapat melindungi privasi individu, karena peran keamanan digital sangatlah penting bagi siapa saja yang menggunakannya.


Kejahatan dunia maya atau cybercrime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Kejahatan yang umum dilakukan di media sosial, meliputi ancaman online, penguntit, perundungan dunia maya, peretasan, dan penipuan. Tips menlindungi data dan privasi, meliputi rutin perbarui aplikasi dan sistem operasi, gunakan kata sandi berbeda di setiap akun media sosial, aktifkan autentikasi dua faktor, serta lebih waspada terhadap aplikasi yang digunakan.


Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh NURUDIN, S.AG (Ketua Umum HMI Cabang Pringsewu). Nurudin memberikan materi dengan tema “PERAN KOMUNITAS AKADEMIK DALAM PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL”. Nurudin menjelaskan kondisi pendidikan di Indonesia terhambat proses belajar mengajar di karenakan adanya peraturan tentang pembatasan sosial akibat Covid 19. Maka budaya digital menjadi penting didalam sistem pendidikan, untuk mengatasi proses pembelajaran yang tidak bisa tatap muka. Keuntungan adanya proses pembelajaran daring, meliputi inovasi dalam dunia pendidikan, mempercepat kecepatan berfikir, orangtua dapat langsung menjadi pembimbing, serta adaptasi kecepatan pengusaan iptek. Peran komunitas akademik dalam pendidikan di era digital, antara lain bertukar fikiran terkait sistem pembelajaran yang efektif antar pendidik, selalu memotivasi murid supaya muncul optimisme dalam dirinya, sistem pembelajaran yang inovatif menggunakan teknologi yang tersedia ikut grup sesuai dengan skill di platform, serta menerapkan 3R religious atau agama, rational atau rasionalisme, dan reaward atau hadiah.


Narasumber pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh ARI WIBOWO, R.F (Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Raden Intan Tahun 2019). Ari mengangkat tema “SUDAH TAHUKAH KAMU DAMPAK PENYEBARAN HOAX?”. Ari menjabarkan dampak negatif berita hoax, antara lain adu domba, menyebarkan fitnah, mencemarkan nama baik, membuat keresahan dan kepanikan di masyarakat, dan menjatuhkan orang atau golongan tertentu. Isu yang sering digunakan dalam menyebarkan berita hoax, meliputi sosial, politik, keamanan, pendidikan, dan ekonomi. Prinsip saring sebelum membagikan informasi di media sosial, meliputi manfaat informasi dan informasi positif. Hal yang harus dilakukan agar tidak terhindar dari penyebaran hoax, antara lain lihat sumber pengirim pesan, cari informasi yang relevan dan terpercaya, hindari komentar terhadap suatu informasi yang belum   jelas kebenaranya, hindari membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya, hati-hati dengan judul provkatif, cermati keaslian foto jika disertakan, serta ikut bergabung dalam grup diskusi anti hoax.


Webinar diakhiri, oleh REVIKA AVERAMITA GUNAWAN (Micro Influencer dengan Followers 33,9 Ribu). Revika menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa skill industri masa depan, meliputi kemampuan memecahkan masalah, kemampuan melakukan koordinasi, negosiasi, dan persuasi, kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost benefit, serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan. Tips menlindungi data dan privasi, meliputi rutin perbarui aplikasi dan sistem operasi, gunakan kata sandi berbeda di setiap akun media sosial, aktifkan autentikasi dua faktor, serta lebih waspada terhadap aplikasi yang digunakan.


Peran komunitas akademik dalam pendidikan di era digital, antara lain bertukar fikiran terkait sistem pembelajaran yang efektif antar pendidik, selalu memotivasi murid supaya muncul optimisme dalam dirinya, sistem pembelajaran yang inovatif menggunakan teknologi yang tersedia ikut grup sesuai dengan skill di platform, serta menerapkan 3R religious atau agama, rational atau rasionalisme, dan reaward atau hadiah. Hal yang harus dilakukan agar tidak terhindar dari penyebaran hoax, antara lain lihat sumber pengirim pesan, cari informasi yang relevan dan terpercaya, hindari komentar terhadap suatu informasi yang belum   jelas kebenaranya, hindari membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya, hati-hati dengan judul provkatif, cermati keaslian foto jika disertakan, serta ikut bergabung dalam grup diskusi anti hoax.(*). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages