Lampung Tuan Rumah Pertemuan Nasional "Kedaulatan Pangan" - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Jumat, 23 Agustus 2019

Lampung Tuan Rumah Pertemuan Nasional "Kedaulatan Pangan"


Bandar Lampung,Harian Koridor.com-Keunggulan Provinsi Lampung sebagai penyanggah produk-produk pangan dan pusat pertanian Indonesia mendapat apresiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Untuk itu Lampung dipilih sebagai tuan rumah pertemuan nasional bertema "Kedaulatan Pangan" direncanakan pada tanggal 20 hingga 22 September 2019, di PKOR Wayhalim.

Acara tingkat Nasional ini juga akan dihadiri oleh ormas-ormas Islam tingkat pusat, pelaku-pelaku bisnis, organisasi masyarakat termasuk lembaga pemerintah terkait plus seluruh dinas terkait se Provinsi Lampung.

Hal itu disampaikan Direktur Pusat Inkubasi Bisnis Majelis Ulama Indonesia (MUI) Azrul Tanjung ketika beraudiensi dengan Wakil Gubernur Chusnunia Chalim, di Ruang Kerjanya, Jumat (23/8/2019). Wakil Gubernur Nunik dalam kesempatan tersebut tampak antusias mendengarkan paparan MUI.

Disampaikan Azrul Tanjung, tujuan pertemuan MUI untuk mengantisipasi selama ketergantungan perekonomian Indonesia dengan impor terutama beras, jagung, singkong.

"Kita memilih Provinsi Lampung sebagai tuan rumah, karena Provinsi Lampung ini boleh dikatakan sebagai pusat pertanian Indonesia. Terutama singkong dan jagung. Nah Ini modal dasar kita dengan harapan kondisi yang ada di Lampung ini bisa kita tularkan kedaerah-daerah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi," ujarnya.

"Pertama kita akan konsolidasikan secara nasional bagaimana kedepan kita bisa mandiri pangan, dan yang kedua kita juga ingin mengkonsolidasikan peluang-peluang produk kita yang mungkin bisa diekspor misalnya kopi, coklat, dan sebagainya," tambah Azrul.

Azrul menjelaskan bahwa Kegiatan dengan tema Kedaulatan Pangan ini punya banyak target kedepan baik mikro maupun makro.

"Nah target mikronya kita bisa ekspor dan menahan impor kemudian kemandirian pangan. Target makronya dengan kita tidak impor akan mempertahankan tingkat nilai tukar rupiah kita. Hal ini diharapkan mampu mengatasi defisit pada neraca perdagangan," jelasnya.(red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages