IHK Lampung Pada Maret 2022 Mengalami Inflasi - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Sabtu, 02 April 2022

IHK Lampung Pada Maret 2022 Mengalami Inflasi


Bandar Lampung, Harian Koridor.com-Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada Maret 2022 mengalami inflasi yaitu sebesar 0,92% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,38% (mtm) dan rata-rata inflasi bulan Maret dalam 3 (tiga) tahun terakhir 0,12,% (mtm). Tingkat inflasi IHK tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Nasonal dan Sumatera yang masing-masng mengalami inflasi sebesar 0,669% (mtm) dan 0,80% (mtm) Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung tercatat sebesar 2,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional dan Sumatera yang masing-masing tercatat sebesar 2.64% (yoy) dan 3,11% (yoy).


Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Maret 2022 didorong oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas seperti: cabai merah, telur ayam ras, .minyak goreng, daging ayam ras dan nasi dengan lauk dengan andi masing-masmg sebesar 0,22%: 0,14%, 0,11%, 0,08% dan 0,05%. Peningkatan harga cabai merah didorong oleh pasokan yang mengalami penurunan sebagai dampak dari adanya cuaca buruk yang menyebabkan penurunan produksi cabai merah di Pulau Jawa Sementara itu, peningkatan harga telur ayam ras dan daging ayam ras didorong oleh kenaikan harga pakan ayam dan meningkatnya permintaan menjelang masuknya bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 1443 H Selanjutnya, pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan oleh Kementerian Perdagangan pada 16 Maret 2022 di tengah berlanjutnya kenaikan harga Crude Palm Ok (CPO) dunia menyebabkan kenaikan harga komoditi dimaksud Adapun kenaikan harga nasi dengan lauk disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku akibat second round impact dari kenaikan harga telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng.


Meski demikian, inflasi yang lebih dalam pada periode Maret 2022 tertahan oleh adanya deflasi yang terjadi pada sebagian komoditas di antaranya mobil, beras, ikan teri, kulkas/lemari es dan ikan kembung dengan andd masing-masing sebesar -0,04%, -0,01%, – 0,01%: -0,01%, dan 0,01%. Penurunan harga padav komoditas mobil disebabkan oleh penurunan harga mobil kelompok 1.300cc dan belum dlakukannya penyesuaian harga untuk mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV),meski telah ditetapkan penyesuaian tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) pada triwulan 1.2022. Kemudian, penurunan harga beras didorong oleh peningkatan pasokan seirmg mulai masuknya masa panen padi di beberapa sentra produksi. Selanjutnya, penurunan harga ikan teri dan ikan kembung juga didorong oleh peningkatan jumlah pasokan sebagai dampak dari normalisasi jumlah tangkapan Adapun penurunan harga kulkasleman es disebabkan oleh munculnya beberapa kulkas model terbaru, sehingga terjadi penyesuaian harga untuk kulkas model lainnya.


Sementara itu, NTP Provinsi Lampung tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan NTP ini terjadi pada hampir seluruh subsektor, kecuali sektor perikanan tangkap Kenaikan NTP pada periode Maret 2022 didorong oleh adanya peningkatan harga pada komoditas ketela pohon, kelapa sawit, karet, ayam ras, dan udang payau Dengan demikian, NTP Maret 2022 tercatat meningkat 0,38% (mtm) dari 108,02 di bulan Februari 2022 menjadi 108,43 pada bulan Maret 2022. Mesk pun secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura tercatat masih berada di bawah 100 yang masmg-masing tercatat sebesar 97,40 dan 99,33.


Kedepan, KPw BI Provinsi Lampung memandang bahwa inflasi akan tetap terjaga pada rentang sasaran 3 kurang lebih 1% Namun demikian, terdapat beberapa nsiko yang perlu dimitigasi, antara lain: dari inflasi risiko kelompok inti, adanya risiko ketidakpastian perekonomian global yang didorong oleh meningkatnya penyebaran varian omicron dan ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina, kenaikan harga komoditas global impor, peningkatan harga akibat second round wnpact VF dan AP serta Implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Risiko kelompok Vofatile Food (VF), pencabutan HET untuk minyak goreng kemasan di tengah berlanjutnya kelangkaan minyak goreng akibat terus melonjaknya harga CPO, meningkatnya harga beberapa komoditas strateg s akibat berakhirnya masa panen, adanya permasalahan struktural pada pola tanam dan manajemen impor, serta mefisiensi tata niaga pangan. Risiko kelompok Administered Price (AP), potensi risiko kenaikan harga minyak durua akibat permasalahan geopolitik Rusia dan Ukraina, peningkatan harga aneka rokok sebagai dampak kenaikan harga cukai dan adanya normalisasi tarif listrik.


Dalam rangka mengantisipasi beberapa risiko tersebut, Tim pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Satgas Pangan akan meningkatkan sinergi dan komitmen bersama Untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif sebagai berikut Pertama, memastikan keterjangkauan harga, dengan Cara menjaga daya beli masyarakat (Bansos, Subsidi, BLT, dll), penguatan penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium serta melakukan kerja sama dengan produsen untuk pelaksanaan pasar murah Kedua, memastikan ketersediaan pasokan dengan menjaga Cadangan pangan nasional (terutama beras sebagai komoditas utama), melakukan pemantauan ketersediaan pasokan bersama satgas pangan kepada produsen, penguatan serta implementasi Kerjasama antardaerah (KAD) yang telah terjalin, korporatisasi pertanian, mendorong peningkatan produktivitas via Pembangunan lumbung pangan Food Estate melalui peningkatan produksi pangan hortikultura dan perluasan adopsi tekonologi (IOT) dalam budidaya pertaman serta penguatan dan perluasan implementasi Program Kartu Petani Berjaya (KPB) Ketiga, memastikan kelancaran distribusi melalui perluasan pemasaran melalui platform digital, melakukan inovasi sistem log stik, pembangunan sistem logistik daerah (Tugas TPID sesuai Keppres 23/2017) serta mendorong kemitraan industri dengan petani. Keempat, meningkatkan komunikasi efektif dengan terus meningkatkan koordinasi TPIP-TPID, melakukan perluasan pemanfaatan PIHPS dan sistem harga lainnya sebagai landasan kebyakan TPID, serta melakukan peningkatan validitas dan kesmambungan data pangan dan pemantauan mdikator terkini ekonomi daerah (Early Warming Systemi yang akurat dan terkini untuk memantau perkembangan perekonomian daerah?.


Menjelang bulan suci Ramadhan dan HBKN Idul Fitn 1443 H, telah dilaksanakan HLM TPID Persiapan Menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitn 1443 H padatanggal 28 Maret 2022. Terkait ketersediaan dan kebutuhan bahan pokok pangan strategis, Pemenntah Daerah memastikan ketersediaan bahan pangan pokok strategis dapat terpenuhi selama Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap 12 komoditas bahan pokok pangan strategis, persediaan 8 komoditas (beras, jagung, cabai besar, dagang sapi, daging ayam ras, telurayam ras, gula pasir, dan minyak goreng) tercatat mengalanu surplus pada Jan-Mar 2022. Meski demikian, terdapat 4 komoditas yang persediaannya mengalami defisit pada periode Jan-Mar 2022, di antaranya bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan kedelai. Menyikapi perkembangan tersebut, berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan a. pemenuhan kebutuhan pasokan bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan kedelai. Menyikapi perkembangan tersebut, berikut beberapa upaya yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan a. pemenuhan kebutuhan pasokan bawang merah melalui impor antar daerah, yaitu sentra produksi Jawa TengahvBrebes dan Nusa Tenggara Barat: b. pemenuhan kebutuhan pasokan bawang putih melalui impor, c. pemenuhan kebutuhan pasokan cabai rawit melalui impor antar daerah, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah: d. pemenuhan kebutuhan pasokan kedelai melalui impor luar negeri, yaitu dari Amerika Serikat e. meningkatkan produksi kedelai, melalu perluasan areal tanam, f. Koordinasi pemerintah pusat, daerah dan stakeholder untuk merumuskan ketersediaan dan pembatasan impor sesuai kebutuhan, g. menetapkan dan merumuskan tata niaga kedelai, HPP, dan jaminan pasar bagi petani, h. melakukan koordinasi Intas sektor dengan para distributor untuk ketersediaan stok pangan strategis i. mengadakan Gelar Pangan Murah Komoditas pangan strategis dengan mekbatkan peran pelaku usaha/instansi terkait.



 

 


Kemudian pemantauan terkimi komoditas minyak goreng memasuki bulan suci Ramadhan mengalami surplus sebanyak 1,357,011 liter dengan krsaran harga Rp23 000/liter – Rp25 000/liter. Upaya yang dilakukan Provinsi Lampung untuk menjaga ketersediaan pasokan minyak goreng menjelang HBKN Idul Fitri 2022 diantaranya. a. melakukan pemantauan atas ketersediaan di gerai ritel modern dan gudang produsen/distributor di Provinsi Lampung: b. melakukan Rapat Koordinasi dengan produwsen’distributor se-Provinsi Lampung terkat pasokan dan distribusi ke retail di pasar tradisional dan modem: dan C. melakukan pasar murah tingkat provinsi dan Kab/Kota di sejumlah titik. (*) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages