Berpeluang Dongkrak Ekonomi Kawasan, Gerbang Tol JTTS di Lampung Diapresiasi - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Jumat, 10 Januari 2020

Berpeluang Dongkrak Ekonomi Kawasan, Gerbang Tol JTTS di Lampung Diapresiasi


Bandar Lampung, Harian Koridor.com-Kabar baik awal tahun bagi pemerintah serta pemangku kebijakan. Sejumlah kalangan pengusaha di Lampung mengapresiasi efek berganda yang mulai dirasakan dari adanya 16 gerbang tol (GT) di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, dan Terbanggi Besar-Pematangpanggang (Bakterpang).

Pengusaha konstruksi, aktivis pemuda, politisi PDIP Lampung, Ferdi Gunsan, melalui jejaring Facebook terpantau redaksi Rabu (1/1/2020), termasuk yang mengapresiasi. Dia berpendapat, keberadaan GT itu bagian penanda bukti kemajuan Lampung pesat.

"Menurut saya ini menandakan kemajuan Lampung sangat pesat dibanding Sumsel (Sumatra Selatan, red) mungkin dari sisi penduduknya cepat bertambah," ujar Ketua DPD Perkumpulan Kontraktor Konstruksi Umum dan Ketenagalistrikan Indonesia (Pakklindo) Lampung 2019-2024 ini.

Beririsan, pengusaha properti, mantan Ketua Kadinda Lampung Ary Meizari Alfian punya pendapat senada. Banyak GT banyak akses. banyak akses banyak prospek usaha. Banyak prospek usaha banyak cipta lapangan kerja. Ary bahkan menyeru kini bola ada di tangan pemda.

Kata Ary, pencapaian itu bukan saja alamiah memperkecil rentang kendali aksesibilitas publik terhadap infrastruktur transportasi dasar berkeadilan, tapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan bertumbuh, maupun penetrasi hub pusat ekonomi baru.

Pesan elektronik Ary yang mengaku tengah menyiapkan pembukaan Emerald Hill Bistro & Cafe di kompleks perumahan miliknya itu, Jl RE Martadinata, Sukamaju, Telukbetung Timur, Bandarlampung, Selasa (31/12/2019), mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah tegas membuka pintu.

"Komitmen Presiden melayani rakyatnya, mendorong pengusaha ultramikro naik kelas, merangsang pengusaha mikro memperbesar skala usaha, memfasilitasi pengusaha kecil berani eksekusi ekspor produk, udah paten," jelas Ary, merujuk beberapa insentif regulasi.

Selain akses usaha ultramikro, mikro, kecil, BUMDes dan koperasi produsen barang makanan minuman, pertanian, perikanan, perkebunan, kerajinan, dan jasa pemandu wisata serta ekonomi kreatif lainnya atas eksistensi 11 rest area yang masuk teritori Lampung, keberadaan GT bisa dioptimalkan bagi tumbuh kembang ekonomi sekitar.

"Maka saya bilang kuncinya di pemda. Serius gak jemput bola, programkan detail, libatkan kampus dan ahli, anggarkan di APBD. Bila perlu gunakan influencer, pandu rakyat sekitar ikut naik kelas. Jangan sampai nanti, LHR (lalu lintas harian rata-rata, red) JTTS sudah overtarget, kita masih jadi penonton," teman kuliah S2 Menteri BUMN Erick Thohir era awal 1990-an ini menyemangati.

Pegiat olahraga karate, Ketua Pengprov Shokaido Lampung yang jago main golf ini mengajak pemda terlintas JTTS di Lampung belajar dari kisah sukses pemda di Pulau Jawa dalam memanfaatkan peluang.

"Pengalaman guru terbaik. Ayo kita contoh mereka soal ceruk bisnis koridor ekonomi sepanjang jalur tol. Gimana menumbuhkan inisiatif rakyatnya untuk aktif jemput bola, berkolaborasi dengan BUMN, swasta, lobi pemerintah pusat demi mendapat akses lebih, nilai tambah sebesar-besarnya," tutup Ketua Perhimpunan Bravo-5 Lampung itu.

Adapun, 16 gerbang tol/simpang susun (GT/SS) itu meliputi GT/SS Pelabuhan Bakauheni Junction KM 01+000, GT Bakauheni Selatan KM 04+4001, GT Bakauheni Utara/SS Bakauheni KM 08+900, GT/SS Kalianda KM 27+300, GT/SS Sidomulyo KM 39+400, GT/SS Lematang KM 73+400, GT/SS Kota Baru KM 78+600.

Selanjutnya, GT/SS Natar KM 96+000, GT/SS Tegineneng KM 106+000, GT/SS Gunung Sugih KM 130+000, GT/SS Terbanggi Besar KM 140+410, GT/SS Gunung Batin KM 166+000, GT/SS Menggala KM 184+000, GT/SS Lambu Kibang KM 202+000, GT/SS Way Kenanga KM 218+000, GT/SS Simpang Pematang KM 239+000.(red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages