170 Juta Jiwa Jumlah Penduduk Indonesia Gunakan Medsos - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Sabtu, 05 Juni 2021

170 Juta Jiwa Jumlah Penduduk Indonesia Gunakan Medsos


Bandar Lampung, Harian koridor.com-Era digital mampu merubah budaya dan kultur masyarakat. Perlu cerdas dalam memanfaatkan teknologi informasi agar bermanfaat dan menghindari dampak buruk bagi pengguna media sosial.


Warga Negara Indonesia saat ini yang memanfaatkan kemajuan teknologi digital mencapai 170 juta jiwa atau 61,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia menggunakan media sosial.


Melalui webinar literasi digital yang di selenggarakan kementerian komunikasi dan informatika Republik Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Jumat (4/6/2021), diikuti 163 peserta dihimbau kepada seluruh pengguna media sosial di Indonesia untuk berprilaku bijak.


Webinar yang dipandu Sonnaria sebagai moderator dengan menghadirkan narasumber, Mustiantono BSc. (hons) MEng. selaku Head Infrastructure Starategy dan Project Bank Permata, Farid Fadhil Habibi, ST., MBA selaku Co- Founder & CEO at PT Svara Inovasi Indonesia, M. Shofwan Taufik, S.H.I., M.S.I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Lampung, dan H. Ma’ruf Abidin, M.Si Ketua Dewan Penasehat Ikatan Wartawan Online (IWO) Lampung Timur mengangkat tema memanfaatkan trend aplikasi media sosial di era digital.


Mustiantono mengatakan penguna media sosial tidak lepas dari identitas dan jejak digital. Identitas digital merupakan salah satu instrumen untuk mengidentifikasi seseorang di dunia digital. “Pengguna media sosial di Indonesia via handphon mencapai 195 juta,” terang Mustiantono.


Sementara Jejak digital adalah segala sesuatu tentang pengguna atau yang pengguna masukkan ke dalam aplikasi secara online. “Pergunakan internet dengan pintar dan bijaksana, waspada bahwa yang akan di unggah ke media sosial agar tidak masalah di kemudian hari serta perkuat keamanan,” ujar Mustiantoro.


Sementara Farid Fadhil Habibi mengingatkan kepada pengguna media sosial untuk menggunakan media sosial yang berdampak baik. “Jejak digital sulit di hilangkan, tinggalkan jejak digital yang positif,” terang Farid Fadhil Habibi.


Farid Fadhil Habibi mengatakan untuk mencegah penyalahgunaan media sosial, pengguna media sosial untuk menggunakan pasword yang sulit dilacak sehingga menyulitkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meretas.


Sementara M. Shofwan Taufik menjelaskan era digital telah merubah kultur dan perilaku masyarakat. “Digitalisasi memberikan manfaat besar bagi manusia, dunia digital juga sulit dipisahkan dengan dunia nyata,” kata M. Shofwan Taufik.


Era digital semakin memudahkan masyarakat mendapatkan informasi. Persoalannya, informasi yang disampaikan tidak semuanya benar dan baik. “Kita wajib dan memastikan tidak memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang tidak benar,” kata M. Shofwan Taufik.


Narasumber lain Ma’ruf Abidin, mengajak seluruh pengguna media sosial untuk mewaspadai maraknya berita Hoaks. “Kita harus menyaring seluruh informasi yang diterima, informasi harus di cek terlebih dahulu kebenarannya sebelum di teruskan,” kata Ma’ruf Abidin.


Salah seorang peserta webinar, Arditiyo Suhendro Mahasiswa UM Metro mempertanyakan upaya mewujudkan idealitas dalam era digital dan non digital.


Menanggapi hal tersebut, M. Shofwan Taufik mengatakan bahwasannya nilai-nilai etika dan prilaku masyarakat sudah tertanam sejak lahir diimplementasikan dalam dunia digital. “Era digital jangan sampai merubah perilaku dan etika masyarakat, meski tanpa disadari era digital dapat merubah perilaku manusia,” kata M. Shofwan Taufik.


Kamaratih Kusuma selaku Key Opinion Leader (KOL) mengaku selama menggunakan media sosial sering merasa khawatir dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Melalui webinar literasi digital dapat mengedukasi pengguna internet agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta memiliki rasa empati,” kaya Kamaratih Kusuma. (wagiman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages