Dari Inggris, Oxford Undang Debat & Nominasi Honorary Professor Andi Desfiandi Asal IIB Darmajaya - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Selasa, 17 November 2020

Dari Inggris, Oxford Undang Debat & Nominasi Honorary Professor Andi Desfiandi Asal IIB Darmajaya


Bandar Lampung,Harian Koridor.com-Collins English Dictionary, kamus bahasa Inggris cetak dan daring, menyebut kata "lockdown" atau penutupan wilayah, sebagai Kata Tahun Ini (KTI) untuk 2020.


Keterangan pers Collins, disitat dari VOA Indonesia 11 November 2020, kata itu penggunaannya melonjak dari 4 ribu 2019 lalu menjadi di atas 250 ribu tahun ini, mengacu pada "tindakan penutupan wilayah yang diterapkan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi penyebaran COVID-19."


Kata muncul lainnya terkait pandemi seperti "jarak sosial" dan "virus corona," terkalahkan "lockdown". Memang, tak semua kata pesaing terkait pandemi. "BLM" dan "Megxit" juga bersaing guna mendapatkan kata tahun ini.


Penelusuran, Megxit mengacu pada keputusan Duke & Duschess of Sussex Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang hengkang meninggalkan keluarga Kerajaan Inggris, Januari 2020. 


Tapak sejoli media darling ini, disusul tak lagi jadi bagian Senior Royal pada 31 Maret 2020, hijrah ke AS membawa Archie Harrison Mountbatten-Winsor, mencoba hidup mandiri, kehilangan tunjangan pajak dari rakyat Inggris.


Lockdown “dengan bunyi suku katanya yang keras dan dikaitkan dengan situasi yang lebih berat, adalah kondisi yang paling kita takuti pada tahun 2020 - keadaan stasis nasional dimana hampir semua bentuk kehidupan publik yang normal ditangguhkan," rilis Collins.


Kamus terbitan HarperCollins Glasgow, Inggris (1979) ini juga menerbitkan lanjutan, Collins COBUILD Advanced Dictionary (1987) sebagai pembeda. Yang mendefinisikan dalam kalimat lengkap dan bukan frasa yang dikutip.


Rilis Collins mengingatkan kita pada keterpilihan "milenial" sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2019 di Tanah Air. Kata pertama gelaran perdana, dirilis pada 6 Januari 2020 di Jakarta.


Kata Plt Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar kala itu, kata itu jadi kata terpopuler sepanjang tahun 2019 berdasarkan distribusi penggunaannya di berbagai wilayah, disiplin ilmu dan pemangku kepentingan yang kian luas. Penggunaannya cukup merata. Hingga, dinilai berdampak bagi perkembangan penggunaan bahasa di Indonesia.


Pertimbangan pemilihannya. Pertama, secara kuantitatif, "milenial" menjadi salah satu yang masuk ke pencarian kata terpopuler 2019 di data statistik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, sebanyak 19.834 pencarian per 30 Desember 2019 pukul 12.58 WIB. 


Sesuai hasil analisa termasuk kajian KTI 2019, selain milenial, ada 14 kata terfavorit lain dengan jumlah pencarian tertinggi, yakni kerja sama, praktik, analisis, risiko, memengaruhi, izin, aktivitas, survei, daring, zaman, praktik, hoaks, detail, dan sistem.


Kenapa kata milenial menjadi populer? Mencerminkan kemunculan generasi baru dalam bidang teknologi informasi, yakni mereka yang lahir kurun 1980-an dan 2000-an. Itu memunculkan babak baru dalam penyebutan generasi yang dikaitkan dengan kemampuannya dalam penguasaan dan penggunaan teknologi informasi, seperti komputer, internet, dan telepon selular dengan pengembangan varian aplikasinya.


Kata milenial juga mewakili adanya perubahan sosial dan kultural di masyarakat, Dadang menambahkan. Munculnya kata di Google Trends, jadi pertimbangan pemilihan. Berdasarkan mesin pencari Google, kata milenial jadi paling banyak dicari, Maret 2019.


“Pemunculan kata ini diperkuat pencarian topik tertinggi kata milenial, yaitu berhubungan dengan keamanan (safety), dan keamanan perjalanan (road traffic safety). Adapun kueri tertinggi berhubungan acara tersebut, milenial road safety, dan milenial road safety festival,” ulas Dadang.


Pencarian kata milenial naik di Maret 2019, saat even Millenial Road Safety Festival. Serupa di November, saat pengumuman Stafsus Presiden RI dari milenial yang dilantik 21 November. Pencarian kata "staf khusus milenial" mencapai kueri tertinggi 2,94 juta kali, 30 Desember 2019 pukul 09.25 WIB.


Kata milenial juga merambah berbagai kalangan masyarakat mencakup komunikasi lisan maupun tertulis di media sosial. "Kata milenial dikenal, digunakan berbagai kalangan untuk mengidentifikasi perilaku dan generasi yang memiliki karakteristik tertentu."


Terlihat pada penggunaan ungkapan anak milenial, generasi milenial, gaya milenial, bahasa milenial. Pengguna kata milenial tak terbatas kalangan tertentu, tapi mencakup jurnalis, remaja, pejabat, tokoh masyarakat, selebritas, masyarakat umum.


Pada sisi distribusi kata, milenial memiliki keluasan penggunaan di berbagai bidang kehidupan. Terbanyak di dunia jurnalistik, dibuktikan dengan berbagai berita media massa nasional antara lain Kompas, CNBC, CNN, Detik, Tempo, Liputan 6, Kontan, dan Media Indonesia, sepanjang 2019.


Jika dicermati, terdapat lumayan banyak artikel, opini, bahasan, current issues, features dan lainnya seputar dunia milenial yang masif menyapa gerbang literasi publik, dimana kata ini makin diasosiasikan kemunculannya sebagai kata keterwakilan dari suatu  generasi dengan ciri utama aspek kebaruan, modernitas dan aktual.


Selain itu, seperti jamak menjadi bahan ulasan percakapan publik media sosial

penggunaan kata milenial kerap temui lebih condong pada upaya temukenali kelompok usia demografi generasi produktif yang berkontribusi sosial dan berkemampuan teknologi yang baik.


Sedang untuk bidang akademik, karya ilmiah gunakan kata milenial, seperti skripsi/artikel jurnal ilmiah dari berbagai universitas, seperti Institut Pertanian Bogor, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Islam Negeri Mataram, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sam Ratulangi Manado.


Di dunia pemerintahan, kata milenial kerap digunakan pada laman lembaga pemerintahan berdomain go.id di sepanjang 2019. Yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bank Indonesia, Kementerian BUMN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Komisi Penyiaran Indonesia.


Sektor swasta pengguna kata milenial, mencakup bidang properti, keuangan, perbankan, kesehatan, asuransi, dan perdagangan barang konsumsi. Pada bidang pengetahuan, kata itu populer digunakan seperti bidang kedokteran, matematika, teknologi informasi, sosial politik dan desain, baik publikasi ilmiah, artikel blog atau berita.


Dilihat dari wilayah, secara umum, kata milenial digunakan di seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan pengguna terbanyak di Depok, Yogyakarta, Banjarmasin, Malang, dan Padang.


Penetapan KTI oleh kementerian yang dipimpin menteri termuda dan milenial Nadiem Anwar Makarim ini, menukil penjelasan Pemimpin Redaksi KBBI Dora Amalia, pertama kali dilakukan.


Dalam dunia perkamusan mutakhir yang kurva etimologisnya merujuk perubahan fenomena sosial kultural, kian gampang didapat, dimanjakan teknologi digital misal dengan akses mudah Play Store, selain KBBI dan The Collins, publik bahasa planet Bumi juga mengenal kamus Inggris lain. 


Diantaranya Webster's, kamus Inggris-Amerika pertama sejak 1951 terbitan Webster's New World, editor David Guralnik dan sejak 2012 diterbitkan oleh Houghton Mifflin Harcourt, yang juga penerbit kamus lainnya, America Heritage Dictionary (AHD) sejak 1969.


2019 lalu, The Word of This Year versi Webster's ialah "they" yang mengalami penambahan makna bukan lagi melulu kata penunjuk bagi orang ketiga jamak, seiring pula pergeseran makna sesuai perubahan fenomena sosial.


Kendati menyitat Listverse edisi 15 September 2019, yang mengulas 10 bahasa berpenutur terbanyak di dunia, bahasa Inggris kalah rekor, saat itu digunakan oleh sedikitnya 508 juta orang penutur di seluruh dunia, berada di peringkat kedua dibawah Mandarin dengan rasio dua berbanding satu alias diatas satu miliar penuturnya.


Disusul berturut-turut (bahasa, jumlah penutur paling sedikitnya), Bahasa Hindustani (497 juta), Bahasa Spanyol (392 juta), Bahasa Rusia (277 juta), Bahasa Arab yang juga bahasa resmi keenam PBB sejak 1974 (246 juta), Bahasa Bengali (211 juta), Bahasa Portugis (191 juta), Bahasa Melayu-Indonesia (159 juta), Bahasa Perancis, bahasa teromantis di dunia (129 juta).


Bicara Inggris, cangkang budayanya turut membentuk peradaban, tak lekang dirayap zaman. Dan kembali ke Inggris, ada dua kamus besar asal dua kampus tenar, Cambridge dan Oxford. Cambridge University Press punya kamus lanjutan Cambridge Advanced Learner's Dictionary, terbit pertama Cambridge International Dictionary of English pada 1995.


Terhitung tertua, kamus Oxford English Dictionary terbit pertama 1 Februari 1884 oleh Oxford University Press, lembaga pers universitas dengan percetakan terbesar di dunia, memilih "climate emergency" jadi KTI 2019.


Kampus Oxford kebanggaan Britania Raya ialah perguruan tinggi berbahasa Inggris tertua di dunia sejak abad XI. Meski kabarnya ada dokumentasi sejarahnya yang tak terarsip, kampus empat divisi ilmu utama --humaniora, kedokteran, sosial, dan eksakta-- ini disebut-sebut memulai debut belajar mengajarnya pertama kali pada tahun 1096 Masehi. Wow, amazing!


Didera kerusuhan antara mahasiswa versus penduduk dalam kota pada tahun 1209, mereka yang mengungsi ke Cambridge akhirnya mendirikan kelas belajar sendiri hingga kemudian jadi cikal bakal Cambridge University.


Oxford juga pengampu perpustakaan terbesar disana. Hingga 2014, 11 juta eksemplar koleksi buku terdata. Punya eksotisme bangunan bergaya Victoria, pukau Oxford bak tiada habisnya.


Oxford ini lokasi syuting Harry Potter. Selain musium dan hub antar kawasan gedung, Christ Church juga salah satu sudut nan uniknya. Oxford punya moto Dominus Illuminatio Mea atau Tuhanku Cahayaku seperti tertera pada logo.


Boyband K-Pop Super Junior, pernah kasih kuliah umum. Puluhan peraih Nobel lahir dari sini. Oxford juga meneliti soal malaria bareng dosen periset dan mahasiswa Indonesia. Selebritas Indonesia multi talenta Maudy Ayunda, termasuk satu dari 267,5 juta jiwa warga Indonesia yang jatuh hati, enyam kuliah di Oxford.


Bicara Oxford, ada kabar baik bagi Indonesia. Perhimpunan Akademika Oxford (Oxford Union) Perhimpunan Rektor Eropa (Union of European Chancellors) mengundang akademisi Indonesia asal Provinsi Lampung Andi Desfiandi di ajang Oxford Debate, pada 15 Desember 2020 mendatang.


Andi Desfiandi, jebolan S2 National University Amerika S3 Unpad Bandung, dijadwalkan hadir di forum itu sebagai pakar dan pembicara, yang akan ambil tema Universitas Masa Depan.


Andi menyebut melalui keterangan tertulis di Bandarlampung mengutip undangan elektronik itu pekan kedua November, mantan rektor dua periode tersebut diundang selaku akademisi Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya Lampung.


Nantinya, Andi mengatakan, setiap pakar dan pembicara debat juga melakukan presentasi yang akan diterbitkan dalam sebuah koleksi jurnal ilmiah ‘University of the Future’.


Menggembirakannya, dalam surat Perhimpunan Akademika Oxford Perhimpunan Rektor Eropa meminta persetujuan dirinya untuk nominasi (pengangkatan) atau pencalonan sebagai Profesor Kehormatan dari Perhimpunan Akademika dan ‘The Name in Science and Education Award’.


“Kesempatan ini penghargaan kepada saya maupun institusi," ujar apresiasi Andi, "untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran dalam dunia pendidikan menghadapi situasi wabah pandemi ini,” ujar Andi memberi atensi.


Andi bilang, banyak terobosan yang harus dilakukan universitas. Dengan mengedepankan pemanfaatan teknologi informasi, bidik dia.


“Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 juga membuat seluruh bidang memanfaatkan IT atau information technology sebagai penunjang aktivitasnya,” imbuhnya.


Perguruan tinggi, tempat pembentukan dan pemahaman generasi penerus bangsa juga jadi salah satu peran yang penting untuk menguasai teknologi.


“Saat ini dunia digital juga makin masif berkembang. Perguruan tinggi atau universitas mengikuti perkembangan tersebut. Dan lebih cepat lagi dalam riset-risetnya,” katanya.


Pembelajaran tak lagi harus lakukan pertemuan fisik tapi lebih menonjolkan kualitas materi yang dilakukan daring.

“IIB Darmajaya sebagai kampus terbaik di Bandarlampung dan Provinsi Lampung konsisten dan selalu berikan kualitas pengajaran yang berkembang setiap semesternya," masih kata Andi.


"Sehingga lulusan yang dihasilkan mampu bersaing di dalam dan luar negeri,” ujar Andi, mendampingi Rektor IIB Darmajaya Firmansyah Yunialfi Alfian yang mengaku bangga atas undangan bereputasi Oxford itu.


Asal tahu, lazimnya para ekspatriat kampus dan diaspora perindu semat toga asal Indonesia di mancanegara, di Oxford sendiri telah lama aktif PPI atau Perhimpunan Pelajar Indonesia Oxford

atau Indonesian Students' Association in Oxford. (red/rls).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages