Kabupaten Lamteng dan Provinsi Lampung Gelar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Sumatera II - Harian Koridor

Breaking

Home Top Ad

GIZI

Post Top Ad

Senin, 20 September 2021

Kabupaten Lamteng dan Provinsi Lampung Gelar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Sumatera II


Lamteng, Harian Koridor.com-Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung, Selasa 24 Agustus 2021.


Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.


DUMA JAYANTI MUNTHE, M.PD (Tenaga Didik dan Jafrapreuner Indonesia), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Duma memaparkan tema “PENGENALAN GEN ALPHA DAN ERA DIGITAL”. Dalam pemaparannya, Duma menjelaskan era digital adalah masa ketika informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Tantangan orang tua di era digital, meliputi akses internet semakin mudah, bebas terkoneksi tanpa aturan, dan orang tua gagap teknologi. Peran orang tua dalam mengenalkan anak dunia digital, meliputi memberikan waktu atau aturan pemakaian, memberikan pendampingan, menggunakan parental kontrol atau password, menyeimbangkan waktu bermain anak, serta tunjukan konten edukasi yang sesuai dengan usianya. Hal yang tidak boleh dilakukan di dunia digital, antara lain menyebarkan informasi pribadi, dokumentasi pribadi anak, serta berpikir sebelum mengunggah dan membagikan informasi.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh VIRNA LIM (Chairwoman of Sobat Cyber Indonesia). Virna mengangkat tema “TIPS MENJAGA KEAMANAN DIGITAL BAGI ANAK-ANAK DI DUNIA MAYA”. Virna membahas alasan anak harus dilindungi di dunia maya untuk melindungi identitas diri, kesehatan mental, waktu, pornografi, judi online, dan perundungan online. Tips menjaga keamanan digital anak di dunia maya antara lain, batasi waktu yang anak habiskan dengan perangkat gawainya, tidak melarangnya namun memberikan solusi atau kegiatan lagi untuk anak, orang tua harus siap merespon, serta menjadi contoh yang baik. 

Virna menuturkan beberapa tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas. Kekerasan berbasis gender online dapat ditemukan seperti, pelecehan online, peretasan, konten illegal, pelanggaran privasi, serta ancaman distribusi foto atau video dengan tujuan mencemarkan nama baik.



Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh YAFRIL MAHESA (Ketua Umum Pembentukan HMI Cabang Persiapan Lampung Tengah). Yafril memberikan materi dengan tema “MULTIKULTURALISME DALAM RUANG DIGITAL”. Yafril membahas Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan tentang ragam kehidupan di dunia, atau kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan tentang adanya keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas utama dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial- budaya, dan politik yang dianut. Masyararkat Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Namun, keberagaman budaya dan masyarakat sering dianggap sebagai pendorong utama terjadinya konflik. Dengan banyaknya konflik sosial tersebut dapat menyebabkan ketidak harmonisan dan rasa persaingan untuk saling menjatuhkan antarkelompok masyarakat.


Multikultural dan pendidikan merupakan rangkaian kata yang berisikan esensi dan konsekuensi yang tidak dapat dipisahkan. Di dalam multikultural terdapat materi kajian bahkan menjadi dasar pijakan pelaksanaan pendidikan, yang keduanya merupakan hal penting. Sesungguhnya, multikultural merupakan kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya sebagai realitas fundamental dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai utama dalam pendidikan multikultural adalah apresiasi tertinggi terhadap pluralitas budaya yang ada dalam masyarakat, pengakuan terhadap bumi atau alam semestanya dan berperan positif dalam meningkatkan identitas nasional sebagai bangsa Indonesia.


Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh RAMANDA ASHORI, S.H (Ketua Umum Millenial Creativity Society). Ramanda mengangkat tema “BERPIKIR BIJAK SEBELUM MENGUNDUH DI INTERNET”.  Ramanda menjelaskan bersikap di ruang digital itu bebas tapi tetap bertanggungjawab. Media sosial merupakan sikap pribadi hasil olah budi manusia di dunia nyata, yang diseret masuk ke dunia digital. Aktor utama dari dunia digital adalah manusia. Karena itu, setiap orang harus senantiasa bisa memanusiakan manusia dimanapun berada. Alasan harus bijak dalam mengunduh di internet, dikarenakan penyebaran informasi yang sangat mudah, tidak ada privasi, ada informasi yang belum pasti kebenaran, dan cyberbullying.


Hal yang bisa dilakukan agar bijak sebelum mengunduh di internet, antara lain ketahui konten yang bersifat public dan privasi sebelum mengunduh konten, cek kebenaran informasi sebelum diunduh dan menyebarkan pada orang lain, pastikan konten-konten yang diunduh adalah konten yang edukatif yang bisa bermanfaat bagi si pengunduh, serta ikuti akun-akun atau influencer yang bermanfaat. Pentingnya etika dalam berdigital karena etika digital ini berupa sikap dan penyontohan, maka etika digital sendiri memiliki sifat yang dapat mempengaruhi siapa saja yang mengakses digital itu sendiri. Baik itu cara maupun sikap sehari-hari.


Webinar diakhiri, oleh GRACE AMALIANTY (Influencer dengan Followers 65,2 Ribu). Grace menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa peran orang tua dalam mengenalkan anak dunia digital, meliputi memberikan waktu atau aturan pemakaian, memberikan pendampingan, menggunakan parental kontrol atau password, menyeimbangkan waktu bermain anak, serta tunjukan konten edukasi yang sesuai dengan usianya. Tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas.


Nilai utama dalam pendidikan multikultural adalah apresiasi tertinggi terhadap pluralitas budaya yang ada dalam masyarakat, pengakuan terhadap bumi atau alam semestanya dan berperan positif dalam meningkatkan identitas nasional sebagai bangsa Indonesia. Pentingnya etika dalam berdigital karena etika digital ini berupa sikap dan penyontohan, maka etika digital sendiri memiliki sifat yang dapat mempengaruhi siapa saja yang mengakses digital itu sendiri. Baik itu cara maupun sikap sehari-hari.(*). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages