Dari hasil tinjauan, selain sampah plastik, limbah medis alat-alat kesehatan yang tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3) berserakan di tempat pembuangan akhir.
Sampah yang masuk ke TPA Karangrejo mencapai 52 ton/harinya, tentu saja hal ini menjadi hal yang serius untuk ditangani terutama sampah plastik dan limbah Alkes.
Sebagian besar sampah di Kota Metro tersebut disumbang dari limbah medis, rumah tangga, pasar tradisional, pertokoan, perkantoran, dan aktifitas warga kota lainnya.
Untuk itu Pemerintah Kota Metro menghimbau seluruh ASN dapat mengurangi penggunaan plastik.
“Setiap acara baik yang diselenggarakan dinas atau masyarakat umum untuk dapat mengurangi atau tidak sama sekali menggunakan makanan atau minuman yang berbahan plastik, secepatnya kita akan membuat surat edaran tentang penggurangan plastik,” imbuhnya.
Dia juga menegaskan kepada dinas terkait untuk lebih ekstra pengawasan pengolahan sampah berbahaya terutama sampah medis.
“Untuk gunungan sampah ini kita akan serius mengatasi permasalahan terutama sampah berbahaya berupa limbah medis karena sangat berdampak negatif kepada kesehatan warga,” katanya.
Ia menegaskan tidak boleh ada lagi sampah limbah bahan berbahaya beracun (B3) di TPA Karangrejo.
“Sudah ada aturannya sendiri karena B3 ditempatkan pada pengolaan khusus,” ujarnya.
Wahdi menghimbau kepada dinas terkait untuk menyiapkan tempat khusus terutama limbah berbahaya dan segera keluarkan surat kepada balai kesehatan dan klinik berikut jajaran dibawahnya untuk menyiapkan tempat khusus limbah berbahaya agar tidak berserakan lagi di tempat pembuangan sampah umum. (Husni)
.jpg)
Harian koridor beralamat di jalan M.nur II Bandar Lampung, Kami menyajikan berita yang berimbang dan terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar