Bandarlampung,Harian Koridor.com-Pembina Bank Sampah Sahabat Gajah Asrian Hendi Caya mengatakan, pihaknya mengajak agar masyarakat Lampung menjadikan sampah bisa nilai ekonomis.
"Kami ingin merubah cara pandang masyarakat tentang sampah, sehingga sampah yang diproduksi setiap hari bisa ternilai menjadi ekonomis," kata Pembina Bank Sampah Sahabat Gajah Asrian Hendi Caya dalam sambutannya pada kegiatan kolaborasi lingkungan hari pers nasional daerah dengan tema "Sumatera clean up get in action" di Pantai Harnas Kelurahan Way Tataan, Kecamatan Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung, Minggu (16/7/2023). Ia mengatakan, pihaknya ingin membuka frame masyarakat bahwa sampah itu bukan hal yang kotor tapi bisa menjadi nilai berharga. Kalau sampah itu bernilai maka sampah itu tidak akan dibuang," kata Asrian.
Ia mengatakan, pihaknya ingin masyarakat harus melek dengan kepedulian terhadap sampah.
"Apalagi masyarakat memproduksi sampah 0,5 kg setiap harinya dan masyarakat Lampung ada sebanyak 9 juta orang," kata Asrian yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila).
Ia mengatakan, sampah dibuang ke TPA (tempat penampungan akhir) kalau tidak akan tertampung sehingga lingkungan kumuh.
"Gerakan ini tidak menjadi sampah yang dibuang tetapi sampah ini harus dikumpulkan," kata Asrian.
Ia mengatakan, pihaknya berharap lingkungan di sekitar tidak kotor dan jorok.
"Kami juga ada tempat pembelian sampah, kami mengajak agar terbentuknya bank sampah di semua wilayah," kata Asrian.
Ia mengatakan, Kota Metro telah terbentuknya 22 bank sampah.
"Dari sampah ini bisa menjadi meja kursi dari sampah plastik, seperti paving blok yang diolah dari plastik sampah," kata Asrian.
Asrian mengatakan, sampah juga bisa dijadikan kerajinan dari sampah, dengan harapan bisa bermanfaat guna untuk bernilai uang.
"Sampah ini diharapkan bisa dihasilkan menjadi sampah yang tepat guna dengan nilai ekonomis," kata Asrian.
Ia mengatakan, pihaknya meminta bagaimana menilai sampah menjadi uang.
"Kami mendorong bank sampah yang ditampung bisa dibeli untuk perekonomian masyarakat," kata Asrian.
"Seperti contoh nelayan juga banyak mendapatkan sampah plastik dari mereka melaut dan diambil untuk dimanfaatkan," kata Asrian.
Ia mengatakan, masyarakat harus pilah sampah dari rumah sehingga ekosistemnya bisa bermanfaat.
"Harapan perusahaan lainnya juga mengambil kembali peran sampah untuk diolah kembali," kata Asrian.
Perusahaan coca cola juga telah menggelontorkan Rp 9 Miliar setiap tahunnya untuk membeli sampah.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar